Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Resensi Novel Truth Or Dare by Winna Efendi & Yoana Dianika



Truth Or Dare by Winna Efendi & Yoana Dianika 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgYoyvDotlLDk9PvKitsXEJXfVFIWoL_p5Zdr_5UrbhBsJs-afcnGqYSn3AOXdF-ncmO0KWsNheJpGvRmvdxLxlN6UhGc46oKM0sOxMxZJcy4PsFnanrCGeZW7qy6In5r4zLTZcWvJrKA4/s1600/13664796.jpg
Judul: Truth or Dare
Pengarang: Winna Efendi & Yoana Dianika
Penerbit: GagasMedia
Tahun terbit : 2012
Tebal: 304 halaman
Katagori : remaja
Harga: Rp48000
Truth or Dare adalah novel gagas duet yang ke-5 dari GagasMedia. Gagas duet adalah proyek baru dari GagasMedia. Proyek  ini dimulai pada bulan Februari, dengan Beautiful Mistake sebagai novella pertama yang diterbitin. Buat aku pribadi, gagas duet itu semacam bonus dari GagasMedia buat pembaca setianya. Kenapa dibilang bonus? Karena dalam satu bulan, novella gagas duet ini cuma terbit satu kali. Berbeda dengan novel-novel lain yang ditulis oleh satu orang, gagas duet ini ditulis oleh dua orang penulis langsung. Semua penulis yang berpartisipasi dalam proyek ini kebanggaan GagasMedia loh ^^ Penasaran sama GagasDuet ke-5 ini? Check it!

Tema Gagas Duet ini adalah persahabatan. Tema ini tidak ada habisnya buat dijadiin bahan cerita. Banyak  penulis  yang mengangkat tema ini ke dalam cerita. Banyak yang berhasil, tapi ada juga yang tidak. Winna Efendi dan Yoana Dianika masuk kategori yang pertama :)

SINOPSIS

Alice
by Winna Efendi
Alice adalah seorang penderita disleksia yang dianggap “kasat mata” di lingkungan sekolahnya. Sejak kecil, ia bermasalah dengan kata-kata. Ia mengalami keterlambatan dalam membaca dan berbicara. Ia sering diolok-olok dengan sebutan “si bodoh” di sekolah oleh Heather dan pacarnya, Dustin yang merupakan kelompok populer di sekolah. Ia pun akrab dengan sapaan “si bau” karena tubuhnya yang beraroma cat minyak. Wajar saja, Ibunya adalah seorang pelukis, sehingga rumah mereka penuh dengan barang itu. 

Di sekolah, Alice duduk bersebelahan dengan seorang gadis eksentrik, bernama Cat. Sebenarnya, Alice telah mengenal Cat sejak kecil. Namun, Alice tidak pernah memulai percakapan atau sekedar menyapa Cat. Suatu hari, Alice, Dustin, Heather, dan Cat disatukan dalam kelompok estafet. Heather, yang memang tidak pernah bersikap baik terhadap Alice pun memanfaatkan situasi ini untuk menjebaknya. Saat Alice telah bersiap untuk menerima baton, Heather menjatuhkan baton tersebut. Alice pun mengejar baton tersebut dan menabrak pelari lain. 

Suasana pun langsung riuh. Heather, Dustin dan gengnya mulai mengolok-olok Alice. Saat itulah, tanpa disangka-sangka, Cat maju membela Alice. Cat, yang memang berani menyuruh Dustin untuk berhenti mengina Alice. Tapi Dustin malah balik menghina Cat dengan menjulukinya “teman lesbi Alice”. Cat pun mulai berang dan meninju Dustin dengan tangannya. Sejak saat itulah, Alice dan Cat mulai berteman akrab. Mereka berbagi banyak hal. Sejak saat itu juga, Dustin dan gengnya mulai berhenti menghina Alice. Semua berjalan baik-baik saja hingga seorang siswa dari Indonesia, yang bernama Julian belajar di sekolah yang sama dengan Alice dan Cat.

“Kalau di dalam dua hati terdapat cinta yang sama, apakah itu tidak menyakitkan?”
Julian adalah anak lelaki yang berasal dari Indonesia. Ia memiliki kulit yang eksotis, tampang yang cute, sifat yang menyenangkan, dan keahlian dalam sulap. Karena sifatnya yang menyenangkan dan mudah berbaur dengan banyak orang, dengan mudahnya ia masuk dalam persahabatan Alice dan Cat. Ditambah lagi dengan tugas sejarah yang beranggotakan mereka bertiga, persahabatan mereka semakin erat. 

Sejak berteman dengan Julian, Alice merasakan suatu perasaan yang aneh, yang belum pernah dirasakannya. Ia mulai mencintai Julian. Namun, Alice terlalu malu dan takut untuk menyatakan perasaanya. Ia takut persahabatan yang telah mereka bina selama ini akan hancur karena sebentuk perasaan semu tersebut. Alasan lain yang membuat Alice menahan perasaannya adalah Cat. Ya, sahabat baiknya itu diam-diam juga menyimpan rasa terhadap Julian. Alice bisa merasakannya. Dan sepertinya perasaan Cat berbalas karena tak lama kemudian ia jadian dengan Julian. Awalnya, Alice merasa ia hanya akan jadi pengganggu dalam hubungan Cat-Julian. Namun, Cat dan Julian selalu meyakinkan Alice bahwa mereka akan selalu bertiga seperti dulu. Selalu dan selamanya.

“Hal terbaik dari sebuah persahabatan adalah, tidak ada yang perlu berubah bahkan ketika orang-orang di dalamnya berubah.”
Alice merasa sangat beruntung karena memiliki Cat dan Julian dalam hidupnya. Meskipun ia harus mengubur rasa cintanya dalam-dalam, ia tidak keberatan asal persahabatan mereka akan selalu seperti ini. Namun, suatu hari semua berubah. Nenek Alice masuk rumah sakit. Alice sangat panik dan sedih. Ia segera mengubungi Cat untuk menemaninya. Namun, Cat tidak menjawab panggilannya. Akhirnya, Alice pun menghubungi Julian. Julian segera datang  dan memeluk Alice. Alice merasa sedikit tenang ketika Julian berada di sampingnya. Tidak lama kemudian, dokter mengabarkan bahwa nenek Alice dalam kondisi yang baik dan hanya perlu istirahat sejenak. Alice merasa sangat lega dan entah siapa yang memulai, Julian dan Alice pun berciuman. Ciuman itu sangat singkat karena Cat telah berada di dekat mereka.

Catherine 
by Yoana Dianika
Apakah mereka telah berbohong? Apakah mereka menjalin kasih diam-diam? Itulah pertanyaan yang ada di benak Cat saat ia melihat Alice dan Julian berciuman di rumah sakit. Ia merasa kecewa dengan Alice yang tega membohongi dirinya, sanggahan dari Julian yang mengatakan bahwa mereka hanya “terbawa suasana”. Cat pun memutuskan hubungannya dengan Julian, sekaligus persahabatannya dengan Alice. Tidak cukup disitu, Cat pun ikut mamanya pindah ke Irving.

Di Irving, semuanya berbeda. Tidak ada laut dan tentu saja tidak ada Alice. Cat merasa ada yang hilang dalam hidupnya, namun kehadiran Peter, yang kini menjadi teman kencannya sedikit mengurangi kesepiannya. Ya, semenjak tinggal di Irving, Cat benar-benar memulai hidup baru. Ia memutuskan semua kontak dengan teman-temannya, termasuk Alice dan Julian. Ia bahkan menemukan seorang pria yang berhasil menggantikan posisi Julian di hatinya. Apakah semuanya “benar-benar” baik-baik saja? Bagaimanakah nasib Alice dan Julian?

Seperti apa yang dikatakan Heather, bila kita dan sahabat jatuh cinta pada orang yang sama, itu pasti akan terasa sangat menyakitkan. Aku bisa merasakan bagaimana sakitnya hati Cat saat memergoki Julian-Alice di rumah sakit, meskipun aku belum pernah merasakannya. Namun, aku juga tidak bisa menyalahkan Alice dalam situasi ini. Tentu saja tidak ada yang salah dalam mencintai seseorang, bukan? Yang bisa kita lakukan hanya bersikap jujur. Meskipun menyakitkan, jujur adalah pilihan yang paling baik, meski orang kadang lebih memilih untuk melakukan white lie. Aku pribadi tidak setuju dengan prinsip white lie. Bagiku, berbohong hanya akan terasa manis di awal namun pahit di akhirnya. Sedangkan, jujur mungkin akan terasa sangat pahit awalnya. Namun, percayalah lebih baik “bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian”, kan?

Sejak awal aku sangat menikmati cerita dalam novel ini, terutama pada bagian Alice. Namun bukan berarti, aku tidak menikmati bagian Catherine. Dari segi penulis, aku jauh lebih akrab dengan gaya penulisan Winna. Berbeda dengan Winna yang memang telah menjadi penulis favoritku.

Kekurangannya antara lain adalah adanya typo dalam novel ini dan eksekusi yang kurang jelas antara Cat-Julian. Typo yang aku salin dibawah ini ada di halaman 87.

“Lampu-lampu ala diskon diinstalasi di langit-langit, lengkap dengan laser show yang membuat kami merasa seperti sedang berada di klub dansa.” 
Selain typo (salah ketik), aku juga agak kecewa dengan ending kisah cinta antara Julian dan Cat. Aku tidak terlalu berharap mereka akan rujuk dan menjalin kisah kembali. Aku hanya berharap di akhir cerita, Cat dan Julian akan duduk berdampingan dan membicarakan akhir kisah cinta mereka, yang diputuskan secara sepihak oleh Cat. Ternyata, Yoana lebih memilih untuk mengesampingkan kisah mereka dan lebih fokus pada persahabatan mereka dan Alice. Apa mungkin karena Julian pernah mengatakan pada Cat untuk melupakan masa lalu, ya? Entahlah. Oh iya, bersiaplah merasa remuk di dada saat membaca ending kisah Alice ;)♥♥♥♥

Salah satu pelajaran yang dapat kita ambil dari kisah Al- Cat adalah, manfaatkan kesempatan yang ada sebaik mungkin. Jangan menunggu terlalu lama atau semuanya akan terlambat. Jika demikian, penyesalan lah yang menghampiri.

Well, ini salah satu kisah pahit manis persahabatan yang bagus. Bagi teman- teman yang menyukai cerita yang dibalut dengan tema persabatan, novel ini cocok menjadi pilihan.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar