Diberdayakan oleh Blogger.
RSS


ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TB PARU & HEMAPTOE
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TB PARU & HEMAPTOE



Pangertian
Penyakit infeksi kronis dengan karakteristik terbentuknya tuberkel granuloma pada paru.

Etiologi
Mycobacterium tuberkulosis (Amin, M.,1999).

Faktor Resiko
Ü Rasial/Etnik group : Penduduk asli Amerika, Eskimo, Negro, Imigran dari Asia Tenggara.
Ü Klien dengan ketergantuangan alkhohol dan kimia lain yang menimbulkan penurunan status kesehatan.
Ü Bayi dan anak di bawah 5 tahun.
Ü Klien dengan penurunan imunitas : HIV positip, terapi steroid & kemoterapi kanker.

Patofisiologi

  Mycobacterium TBC

  Masuk jalan napas

  Tinggal di Alveoli

  Tanpa infeksi Inflamasi disebar oleh limfe

  Fibrosis Timbul jar. Ikat sifat
  Elastik & tebal.
  Kalsifikasi
  - Batuk Alaveolus tidak
  - Spuntum purulen Exudasi kembali saat
  - Hemoptisis ekspirasi
  - BB menurun Nekrosis/perkejuan
  Gas tidak dapat
  Kavitasi berdifusi dgn. Baik.

  Sesak
 
  Kuman

  Infeksi primer

Sembuh total Sembuh dgn. Sarang Komplikasi
  ghon - Menyebar ke seluruh
  tubuh scr. Bronkhogen,
  limphogen, hematogen

Infeksi post primer Kuman dormant
  Muncul bertahun kemudian


Diresorpsi kembali/sembuh Membentuk jar. keju Sarang meluas
  Jika dibatukkan sembuh dgn.
  membentuk kavitas. Jar. Fibrotik

  .

Kavitas meluas Memadat & membungkus diri Bersih & menyembuh
Membentuk sarang tuberkuloma

Gejala Klinis
1. Demam (subfebris, kadang-kadang 40 - 41 C, seperti demam influensa.
2. Batuk (kering, produktif, kadang-kadang hemoptoe (pecahnya pembuluh darah).
3. Sesak napas, jika infiltrasi sudah setengah bagian paru.
4. Nyeri dada, jika infiltrasi sudah ke pleura.
5. Malaise , anoreksia, badan kurus, sakit kepala, meriang, nyeri otot, keringat malam.

Pengkajian (Doegoes, 1999)
1. Aktivitas /Istirahat
- Kelemahan umum dan kelelahan.
- Napas pendek dgn. Pengerahan tenaga.
- Sulit tidur dgn. Demam/kerungat malam.
- Mimpi buruk.
- Takikardia, takipnea/dispnea.
- Kelemahan otot, nyeri dan kaku.
2. Integritas Ego :
- Perasaan tak berdaya/putus asa.
- Faktor stress : baru/lama.
- Perasaan butuh pertolongan
- Denial.
- Cemas, iritable.

3. Makanan/Cairan :
- Kehilangan napsu makan.
- Ketidaksanggupan mencerna.
- Kehilangan BB.
- Turgor kulit buruk, kering, kelemahan otot, lemak subkutan tipis.
4. Nyaman/nyeri :
- Nyeri dada saat batuk.
- Memegang area yang sakit.
- Perilaku distraksi.
5. Pernapasan :
- Batuk (produktif/non produktif)
- Napas pendek.
- Riwayat tuberkulosis
- Peningkatan jumlah pernapasan.
- Gerakan pernapasan asimetri.
- Perkusi : Dullness, penurunan fremitus pleura terisi cairan).
- Suara napas : Ronkhi
- Spuntum : hijau/purulen, kekuningan, pink.
6. Kemanan/Keselamatan :
- Adanya kondisi imunosupresi : kanker, AIDS, HIV positip.
- Demam pada kondisi akut.
7. Interaksi Sosial :
- Perasaan terisolasi/ditolak.

Diagnosa Keperawatan
1. Bersihan jalan napas tak efektif berhubungan dengan sekresi yang kental/darah.
2. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan kerusakan membran alveolar-kapiler.
3. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan produksi spuntum/batuk, dyspnea atau anoreksia
4. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan primer, penurunan geraan silia, stasis dari sekresi.
5. Kurang pengetahuan tentang kondisi, terapi dan pencegahan berhubungan dengan infornmasi kurang / tidak akurat.




Intervensi
Diagnosa Bersihan jalan napas tak efektif berhubungan dengan sekresi yang kental/darah.
Tujuan : Kebersihan jalan napas efektif.
Kriteria hasil :
Ü Mencari posisi yang nyaman yang memudahkan peningkatan pertukaran udara.
Ü Mendemontrasikan batuk efektif.
Ü Menyatakan strategi untuk menurunkan kekentalan sekresi.

Rencana Tindakan :
1. Jelaskan klien tentang kegunaan batuk yang efektif dan mengapa terdapat penumpukan sekret di sal. pernapasan.
R/ Pengetahuan yang diharapkan akan membantu mengembangkan kepatuhan klien terhadap rencana teraupetik.
2. Ajarkan klien tentang metode yang tepat pengontrolan batuk.
R/ Batuk yang tidak terkontrol adalah melelahkan dan tidak efektif, menyebabkan frustasi.
3. Napas dalam dan perlahan saat duduk setegak mungkin.
R/ Memungkinkan ekspansi paru lebih luas.
4. Lakukan pernapasan diafragma.
R/ Pernapasan diafragma menurunkan frek. napas dan meningkatkan ventilasi alveolar.
5. Tahan napas selama 3 - 5 detik kemudian secara perlahan-lahan, keluarkan sebanyak mungkin melalui mulut.
Lakukan napas ke dua , tahan dan batukkan dari dada dengan melakukan 2 batuk pendek dan kuat.
R/ Meningkatkan volume udara dalam paru mempermudah pengeluaran sekresi sekret.
6. Auskultasi paru sebelum dan sesudah klien batuk.
R/ Pengkajian ini membantu mengevaluasi keefektifan upaya batuk klien.


7. Ajarkan klien tindakan untuk menurunkan viskositas sekresi : mempertahankan hidrasi yang adekuat; meningkatkan masukan cairan 1000 sampai 1500 cc/hari bila tidak kontraindikasi.
R/ Sekresi kental sulit untuk diencerkan dan dapat menyebabkan sumbatan mukus, yang mengarah pada atelektasis.
8. Dorong atau berikan perawatan mulut yang baik setelah batuk.
R/ Hiegene mulut yang baik meningkatkan rasa kesejahteraan dan mencegah bau mulut.
9. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain :
 Dengan dokter, radiologi dan fisioterapi.
Pemberian expectoran.
Pemberian antibiotika.
  Konsul photo toraks.
R/ Expextorant untuk memudahkan mengeluarkan lendir dan menevaluasi perbaikan kondisi klien atas pengembangan parunya.

Diagnosa Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan kerusakan membran alveolar-kapiler.
Tujuan : Pertukaran gas efektif.
Kriteria hasil :
Ü Memperlihatkan frekuensi pernapasan yang efektif.
Ü Mengalami perbaikan pertukaran gas-gas pada paru.
Ü Adaptive mengatasi faktor-faktor penyebab.

Rencana tindakan :
1. Berikan posisi yang nyaman, biasanya dengan peninggian kepala tempat tidur. Balik ke sisi yang sakit. Dorong klien untuk duduk sebanyak mungkin.
R/ Meningkatkan inspirasi maksimal, meningkatkan ekpsnsi paru dan ventilasi pada sisi yang tidak sakit.
2. Observasi fungsi pernapasan, catat frekuensi pernapasan, dispnea atau perubahan tanda-tanda vital.



R/ Distress pernapasan dan perubahan pada tanda vital dapat terjadi sebagai akibat stress fisiologi dan nyeri atau dapat menunjukkan terjadinya syock sehubungan dengan hipoksia.
3. Jelaskan pada klien bahwa tindakan tersebut dilakukan untuk menjamin keamanan.
R/ Pengetahuan apa yang diharapkan dapat mengurangi ansietas dan mengembangkan kepatuhan klien terhadap rencana teraupetik.
4. Jelaskan pada klien tentang etiologi/faktor pencetus adanya sesak atau kolaps paru-paru.
R/ Pengetahuan apa yang diharapkan dapat mengembangkan kepatuhan klien terhadap rencana teraupetik.
5. Pertahankan perilaku tenang, bantu pasien untuk kontrol diri dnegan menggunakan pernapasan lebih lambat dan dalam.
R/ Membantu klien mengalami efek fisiologi hipoksia, yang dapat dimanifestasikan sebagai ketakutan/ansietas.
6. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain :
Dengan dokter, radiologi dan fisioterapi.
Pemberian antibiotika.
Pemeriksaan sputum dan kultur sputum.
Konsul photo toraks.
R/Mengevaluasi perbaikan kondisi klien atas pengembangan parunya.

Diagnosa Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan produksi spuntum/batuk, dyspnea atau anoreksia
Tujuan : Kebutuhan nutrisi adekuat
Kriteria hasil :
Ü Menyebutkan makanan mana yang tinggi protein dan kalori
Ü Menu makanan yang disajikan habis
Ü Peningkatan berat badan tanpa peningkatan edema

Rencana tindakan
1. Diskusikan penyebab anoreksia, dispnea dan mual.
R/ Dengan membantu klien memahami kondisi dapat menurunkan ansietas dan dapat membantu memperbaiki kepatuhan teraupetik.


2. Ajarkan dan bantu klien untuk istirahat sebelum makan.
R/ Keletihan berlanjut menurunkan keinginan untuk makan.
3. Tawarkan makan sedikit tapi sering (enam kali sehari plus tambahan).
R/ Peningkatan tekanan intra abdomen dapat menurunkan/menekan saluran GI dan menurunkan kapasitas.
4. Pembatasan cairan pada makanan dan menghindari cairan 1 jam sebelum dan sesudah makan.
R/ cairan dapat lebih pada lambung, menurunkan napsu makan dan masukan.
5. Atur makanan dengan protein/kalori tinggi yang disajikan pada waktu klien merasa paling suka untuk memakannya.
R/ Ini meningkatkan kemungkinan klien mengkonsumsi jumlah protein dan kalori adekuat.
6. Jelaskan kebutuhan peningkatan masukan makanan tinggi elemen berikut
a. Vitamin B12 (telur, daging ayam, kerang).
b. Asam folat (sayur berdaun hijau, kacang-kacangan, daging).
c. Thiamine (kacang-kacang, buncis, oranges).
d. Zat besi (jeroan, buah yang dikeringkan, sayuran hijau, kacang segar).
R/ Masukan vitamin harus ditingkatkan untuk mengkompensasi penurunan metabolisme dan penyimpanan vitamin karena kerusakan jarinagn hepar.
7. Konsul dengan dokter/shli gizi bila klien tidak mengkonsumsi nutrien yang cukup.
R/ Kemungkinan diperlukan suplemen tinggi protein, nutrisi parenteral,total, atau makanan per sonde.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS


ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TB PARU & HEMAPTOE
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TB PARU & HEMAPTOE



Pangertian
Penyakit infeksi kronis dengan karakteristik terbentuknya tuberkel granuloma pada paru.

Etiologi
Mycobacterium tuberkulosis (Amin, M.,1999).

Faktor Resiko
Ü Rasial/Etnik group : Penduduk asli Amerika, Eskimo, Negro, Imigran dari Asia Tenggara.
Ü Klien dengan ketergantuangan alkhohol dan kimia lain yang menimbulkan penurunan status kesehatan.
Ü Bayi dan anak di bawah 5 tahun.
Ü Klien dengan penurunan imunitas : HIV positip, terapi steroid & kemoterapi kanker.

Patofisiologi

  Mycobacterium TBC

  Masuk jalan napas

  Tinggal di Alveoli

  Tanpa infeksi Inflamasi disebar oleh limfe

  Fibrosis Timbul jar. Ikat sifat
  Elastik & tebal.
  Kalsifikasi
  - Batuk Alaveolus tidak
  - Spuntum purulen Exudasi kembali saat
  - Hemoptisis ekspirasi
  - BB menurun Nekrosis/perkejuan
  Gas tidak dapat
  Kavitasi berdifusi dgn. Baik.

  Sesak
 
  Kuman

  Infeksi primer

Sembuh total Sembuh dgn. Sarang Komplikasi
  ghon - Menyebar ke seluruh
  tubuh scr. Bronkhogen,
  limphogen, hematogen

Infeksi post primer Kuman dormant
  Muncul bertahun kemudian


Diresorpsi kembali/sembuh Membentuk jar. keju Sarang meluas
  Jika dibatukkan sembuh dgn.
  membentuk kavitas. Jar. Fibrotik

  .

Kavitas meluas Memadat & membungkus diri Bersih & menyembuh
Membentuk sarang tuberkuloma

Gejala Klinis
1. Demam (subfebris, kadang-kadang 40 - 41 C, seperti demam influensa.
2. Batuk (kering, produktif, kadang-kadang hemoptoe (pecahnya pembuluh darah).
3. Sesak napas, jika infiltrasi sudah setengah bagian paru.
4. Nyeri dada, jika infiltrasi sudah ke pleura.
5. Malaise , anoreksia, badan kurus, sakit kepala, meriang, nyeri otot, keringat malam.

Pengkajian (Doegoes, 1999)
1. Aktivitas /Istirahat
- Kelemahan umum dan kelelahan.
- Napas pendek dgn. Pengerahan tenaga.
- Sulit tidur dgn. Demam/kerungat malam.
- Mimpi buruk.
- Takikardia, takipnea/dispnea.
- Kelemahan otot, nyeri dan kaku.
2. Integritas Ego :
- Perasaan tak berdaya/putus asa.
- Faktor stress : baru/lama.
- Perasaan butuh pertolongan
- Denial.
- Cemas, iritable.

3. Makanan/Cairan :
- Kehilangan napsu makan.
- Ketidaksanggupan mencerna.
- Kehilangan BB.
- Turgor kulit buruk, kering, kelemahan otot, lemak subkutan tipis.
4. Nyaman/nyeri :
- Nyeri dada saat batuk.
- Memegang area yang sakit.
- Perilaku distraksi.
5. Pernapasan :
- Batuk (produktif/non produktif)
- Napas pendek.
- Riwayat tuberkulosis
- Peningkatan jumlah pernapasan.
- Gerakan pernapasan asimetri.
- Perkusi : Dullness, penurunan fremitus pleura terisi cairan).
- Suara napas : Ronkhi
- Spuntum : hijau/purulen, kekuningan, pink.
6. Kemanan/Keselamatan :
- Adanya kondisi imunosupresi : kanker, AIDS, HIV positip.
- Demam pada kondisi akut.
7. Interaksi Sosial :
- Perasaan terisolasi/ditolak.

Diagnosa Keperawatan
1. Bersihan jalan napas tak efektif berhubungan dengan sekresi yang kental/darah.
2. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan kerusakan membran alveolar-kapiler.
3. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan produksi spuntum/batuk, dyspnea atau anoreksia
4. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan primer, penurunan geraan silia, stasis dari sekresi.
5. Kurang pengetahuan tentang kondisi, terapi dan pencegahan berhubungan dengan infornmasi kurang / tidak akurat.




Intervensi
Diagnosa Bersihan jalan napas tak efektif berhubungan dengan sekresi yang kental/darah.
Tujuan : Kebersihan jalan napas efektif.
Kriteria hasil :
Ü Mencari posisi yang nyaman yang memudahkan peningkatan pertukaran udara.
Ü Mendemontrasikan batuk efektif.
Ü Menyatakan strategi untuk menurunkan kekentalan sekresi.

Rencana Tindakan :
1. Jelaskan klien tentang kegunaan batuk yang efektif dan mengapa terdapat penumpukan sekret di sal. pernapasan.
R/ Pengetahuan yang diharapkan akan membantu mengembangkan kepatuhan klien terhadap rencana teraupetik.
2. Ajarkan klien tentang metode yang tepat pengontrolan batuk.
R/ Batuk yang tidak terkontrol adalah melelahkan dan tidak efektif, menyebabkan frustasi.
3. Napas dalam dan perlahan saat duduk setegak mungkin.
R/ Memungkinkan ekspansi paru lebih luas.
4. Lakukan pernapasan diafragma.
R/ Pernapasan diafragma menurunkan frek. napas dan meningkatkan ventilasi alveolar.
5. Tahan napas selama 3 - 5 detik kemudian secara perlahan-lahan, keluarkan sebanyak mungkin melalui mulut.
Lakukan napas ke dua , tahan dan batukkan dari dada dengan melakukan 2 batuk pendek dan kuat.
R/ Meningkatkan volume udara dalam paru mempermudah pengeluaran sekresi sekret.
6. Auskultasi paru sebelum dan sesudah klien batuk.
R/ Pengkajian ini membantu mengevaluasi keefektifan upaya batuk klien.


7. Ajarkan klien tindakan untuk menurunkan viskositas sekresi : mempertahankan hidrasi yang adekuat; meningkatkan masukan cairan 1000 sampai 1500 cc/hari bila tidak kontraindikasi.
R/ Sekresi kental sulit untuk diencerkan dan dapat menyebabkan sumbatan mukus, yang mengarah pada atelektasis.
8. Dorong atau berikan perawatan mulut yang baik setelah batuk.
R/ Hiegene mulut yang baik meningkatkan rasa kesejahteraan dan mencegah bau mulut.
9. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain :
 Dengan dokter, radiologi dan fisioterapi.
Pemberian expectoran.
Pemberian antibiotika.
  Konsul photo toraks.
R/ Expextorant untuk memudahkan mengeluarkan lendir dan menevaluasi perbaikan kondisi klien atas pengembangan parunya.

Diagnosa Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan kerusakan membran alveolar-kapiler.
Tujuan : Pertukaran gas efektif.
Kriteria hasil :
Ü Memperlihatkan frekuensi pernapasan yang efektif.
Ü Mengalami perbaikan pertukaran gas-gas pada paru.
Ü Adaptive mengatasi faktor-faktor penyebab.

Rencana tindakan :
1. Berikan posisi yang nyaman, biasanya dengan peninggian kepala tempat tidur. Balik ke sisi yang sakit. Dorong klien untuk duduk sebanyak mungkin.
R/ Meningkatkan inspirasi maksimal, meningkatkan ekpsnsi paru dan ventilasi pada sisi yang tidak sakit.
2. Observasi fungsi pernapasan, catat frekuensi pernapasan, dispnea atau perubahan tanda-tanda vital.



R/ Distress pernapasan dan perubahan pada tanda vital dapat terjadi sebagai akibat stress fisiologi dan nyeri atau dapat menunjukkan terjadinya syock sehubungan dengan hipoksia.
3. Jelaskan pada klien bahwa tindakan tersebut dilakukan untuk menjamin keamanan.
R/ Pengetahuan apa yang diharapkan dapat mengurangi ansietas dan mengembangkan kepatuhan klien terhadap rencana teraupetik.
4. Jelaskan pada klien tentang etiologi/faktor pencetus adanya sesak atau kolaps paru-paru.
R/ Pengetahuan apa yang diharapkan dapat mengembangkan kepatuhan klien terhadap rencana teraupetik.
5. Pertahankan perilaku tenang, bantu pasien untuk kontrol diri dnegan menggunakan pernapasan lebih lambat dan dalam.
R/ Membantu klien mengalami efek fisiologi hipoksia, yang dapat dimanifestasikan sebagai ketakutan/ansietas.
6. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain :
Dengan dokter, radiologi dan fisioterapi.
Pemberian antibiotika.
Pemeriksaan sputum dan kultur sputum.
Konsul photo toraks.
R/Mengevaluasi perbaikan kondisi klien atas pengembangan parunya.

Diagnosa Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan produksi spuntum/batuk, dyspnea atau anoreksia
Tujuan : Kebutuhan nutrisi adekuat
Kriteria hasil :
Ü Menyebutkan makanan mana yang tinggi protein dan kalori
Ü Menu makanan yang disajikan habis
Ü Peningkatan berat badan tanpa peningkatan edema

Rencana tindakan
1. Diskusikan penyebab anoreksia, dispnea dan mual.
R/ Dengan membantu klien memahami kondisi dapat menurunkan ansietas dan dapat membantu memperbaiki kepatuhan teraupetik.


2. Ajarkan dan bantu klien untuk istirahat sebelum makan.
R/ Keletihan berlanjut menurunkan keinginan untuk makan.
3. Tawarkan makan sedikit tapi sering (enam kali sehari plus tambahan).
R/ Peningkatan tekanan intra abdomen dapat menurunkan/menekan saluran GI dan menurunkan kapasitas.
4. Pembatasan cairan pada makanan dan menghindari cairan 1 jam sebelum dan sesudah makan.
R/ cairan dapat lebih pada lambung, menurunkan napsu makan dan masukan.
5. Atur makanan dengan protein/kalori tinggi yang disajikan pada waktu klien merasa paling suka untuk memakannya.
R/ Ini meningkatkan kemungkinan klien mengkonsumsi jumlah protein dan kalori adekuat.
6. Jelaskan kebutuhan peningkatan masukan makanan tinggi elemen berikut
a. Vitamin B12 (telur, daging ayam, kerang).
b. Asam folat (sayur berdaun hijau, kacang-kacangan, daging).
c. Thiamine (kacang-kacang, buncis, oranges).
d. Zat besi (jeroan, buah yang dikeringkan, sayuran hijau, kacang segar).
R/ Masukan vitamin harus ditingkatkan untuk mengkompensasi penurunan metabolisme dan penyimpanan vitamin karena kerusakan jarinagn hepar.
7. Konsul dengan dokter/shli gizi bila klien tidak mengkonsumsi nutrien yang cukup.
R/ Kemungkinan diperlukan suplemen tinggi protein, nutrisi parenteral,total, atau makanan per sonde.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS


PERKEMBANGAN MASA KANAK-KANAK SAMPAI MASA PRA REMAJA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan adalah perubahan-perubahan kearah yang lebih maju, lebih dewasa dan lebih matang.
Perkembangan anak didik merupakan suatu yang komplek. Artinya banyak faktor yang mempengaruhinya, baik faktor bawaan maupun lingkungan. Yang kedua-duanya sama-sama mempengaruhi.
Pada bab I ini akan diuraikan beberapa konsep tentang perkembangan.
1. Pengertian Perkembangan
Perkembangan adalah pada perubahan individu yang berawal pada masa konsepsi dan terus berlanjut sepanjang hayat, yang berlanjut secara sistematik, progresif dan berkesinambungan baik mengenai fisik (jasmani) maupun psikis (rohani) nya. Namun perlu diingat bahwa tidak setiap perubahan yang dialami organism merupakan perkembangan.
Perubahan-perubahan yang bukan karena perkembangan, misalnya individu yang menggunakan obat-obatan.
Untuk memperjelas tentang perubahan-perubahan sebagai hasil dari perkembangan.
a. Perkembangan terakar pada unsur biologis sehingga terjadi dalam periode yang lama dan bersifat umum, tidak berhubungan dengan peristiwa atau pengalaman khusus tertentu. Namun pengalaman belajar anak turut mempengaruhi proses perkembangan yang bersangkutan.
b. Perkembangan dapat dipandang dari sisi sturuktur maupun fungsi, atau perubahan fisik maupun psikis. Perubahan pada sisi sturuktur berkaitan dengan perubahan fisik baik ukuran maupun bentuknya. Seperti perubahan lengan, kaki, otot, sedangkan perubahan dari sisi fungsi yaitu perubahan yang berhubungan dengan psikis misalnya, perubahan tentang kemampuan berpikir, mengingat, reaksi emosional.
c. Perkembangan itu bersifat terpola, teratur, dapat diprediksi. Ini berarti bila anak berkembang secara normal, ia akan mengikuti pola-pola tertentu yang sudah dapat dpperkirakan misalnya, stelah anak bisa duduk akan merangkak dan berdiri dan seterusnya.
d. Perkembangan itu bersifat unik bagi setiap individu. Berarti perkembangan itu disamping ada kasamaan tetapi ada perbedaanya. Bahkan dalam sisi tertentu tidak ada satu individu sama dengan individu lainnya.
e. Perkembangan itu terjadi secara bertahap dalam jangka waktu yang relatif lama. Maksudnya bahwa perubahan yang sifatnya sesaat, melainkanterjadi dalam suatu proses yang berlangsung secara berkelanjutan dalam waktu yang relatif lama.
f. Perkembangan adalah perubahan yang terjadi sepanjang hayat dari mulai sejak masa konsepsi hingga meniggal dunia. Konsepsi ialah saat berlangsungnya pembuatan atau perkawinan benih manusia yang kemudian berkembang menjadi organisme atau janin sebagai calon manusia yang dikenal sebagai petus (bayi dalam kandungan).

B. Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan
1. Faktor turunan (warisan)
Turunan memiliki peranan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Ia lahir ke dunia ini membawa berbagai ragam warisan yang berasal dari ibu-bapaknya atau nenek dan kakek. Warisan tersebut yang terpenting antara lain bentuk tubuh, raut muka, warna kulit, bakat, sifat-sifat atau watak dan penyakit.
2. Faktor lingkungan
Lingkungan sangat berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Lingkungan adalah keluarga yang mengasuh dan membesarkan anak, sekolah tempat mendidik, masyarakat tempat anak bergaul, bermain dan keadaan alam sekitar dengan iklimnya.
a. Keluarga.
Keluarga, tempat anak di asuh dan di besarkan, berpengaruh besar terhadap pertumbuhan dan perkembangannya, terutama keadaan ekonomi rumah tangga serta tingkat kemampuan orang tua dalam merawat yang sangat besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan anak.
b. Sekolah.
Sekolah merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak terutama untuk kecerdasannya. Anak yang tidak pernah sekolah akan tertinggal dalam berbagai hal. Sekolah sangat berperan dalam meningkatkan pola pikir anak di 100 sekolah mereka dapat belajar bermacam-macam ilmu pengetahuan. Tinggi rendahnya pendidikan dan jenis sekolahnya turut menentukan pola pikir serta kepribadian.
c. Masyarakat.
Masyarakat adalah lingkungan tempat tinggal anak. Mereka juga termasuk teman-teman anak diluar sekolah. Kondisi orang-orang didesa atau kota tempat tinggal ia juga turut mempengaruhi perkembangan jiwanya. Anak-anak yang besarkan di kota berbeda pola pikirnya dengan anak desa. Anak kota umumnya lebih bersikap dinamis dan aktif bila dibandingkan dengan anak desa yang cenderung bersikap statis dan lamban.
d. Keadaan Alam Sekitar.
Keadaan alam sekitar tempat anak tinggal juga berpengaruh bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Keadaan alam sekitar adalah lokasi tempat anak bertempat tinggal, di desa atau dikota, tepi pantai atau pegunungan, desa terpencil atau dekat dengan kota. Sebagai contoh, anak desa lebih suka terhadap keadaan yang tenang atau agak sepi, sedangkan anak kota menginginkan keadaan yang ramai. Perbedaan kejiwaan tersebut adalah akiba pengaruh keadaan alam yang berbeda antara desa dengan kota.

BAB II
PERKEMBANGAN MASA KANAK-KANAK SAMPAI MASA PRA REMAJA
A. Perkembangan Aspek Fisik
Studi tentang pertumbuhan fisik telah menunjukkan bahwa pertumbuhan anak dapat di bagi menjadi 4 periode utama, dua periode ditandai dengan pertumbuhan yang cepat da dua periode lainnya dicirikan oleh pertumbuhan yang lambat. Selama periode pralahir dan 6 bulan setelah lahir, pertumbuhan tubuhnya sagat cepat. Pada akhir tahu pertama kehidupan pascalahirnya, pertumbuhan memperlihatkan tempo yang sedikit lambat dan kemudian menjadi stabil sampai si anak memasuki tahap remaja, atau tahap kemataga kehidupan seksualnya.
Ukuran dan bangun tubuh yag diwariskan secara genetik, juga mempengaruhi laju pertumbuhan tersebut. Anak-anak yang mempunyai bangun tubuh kekar biyasanya akan tumbuh dengan cepat dibandingkan dengan mereka yang bangun tubuhnya kecil atau sedang. Anak-anak dengan bangun tubuh besar ini, biyasanya akan memasuki tahap remaja lebih cepat dari pada teman sebayanya yang mempunyai bangun tubuh lebih kecil.
Besar kecilya tubuh seseorang dipengaruhi oleh factor keturunan dan juga factor lingkungan. Faktor keturunan menentukan cara kerja hormon yang mengatur pertumbuhan fisik yang dikelurka oleh lobus anterior dari kelenjar pituitary, suatu kelejar kecil yang terletak didasar sebelah bawah otak.
Pada saat seseorang dilahirkan, dia sudah mempunyai serabut otot, tetapi masih belum berkembang. Setelah kelahiraya, serabut ini akan berubah ukuran, betuk dan komposisi. Pajag, lebar, dan ketebalan otot ini akan mengalami proses pertumbuhan. Memasuki usia dewasa, otot ini telah berkembang sebanyak lima kali dari saat dilahirkan.
Dalam perkembangan pembentukan sel lemak ada tiga periode kriis. Periode pertama selama tiga bulan terakhir kehidupan pra lahir, periode kedua selama dua sampai tiga tahun kehidupa pasca lahir dan periode ke tiga atara usia sebelas sampai tiga belas tahun.
B. Perkembangan Aspek Bahasa (berbicara)
Perkembangan bahasa di tingkat pemula (bayi) dapat dianggap semacam persiapan berbicara.
a. Pada bulan-bulan pertama, bayi hanya pandai menangis. Dalam hal ini tangisan bayi dianggap sebagai pernyataan rasa tidak senang.
b. Kemudian ia menangis dengan cara yang berbeda-beda menurut maksud yang hendak dinyatakannya.
c. Selanjutnya ia mengeluarkan bunyi ( suara-suara ) yang banyak ragamnya. tetapi bunyi-bunyi itu belum mempunyai arti , hanya untuk melatih pernapasan saja.
d. Menjelang usia pertengahan di tahu pertama, ia meniru suara-suara yang didengarkannya, kemudian mengulangi suara tersebut, tetapi bukan karna dia sudah mengerti apa yang dikatakan kepadanya.
Ada dua alasan mengapa bayi belum pandai berbicara: pertama, alat-alat bicaranya belum sempurna. Kedua, untuk dapat berbicara, ia memerlukan kemampuan berpikir yang belum dimiliki oleh anak bayi. Kemampuan berbicara dapat dikembangkan melalui belajar dan berkomunikasi dengan orang lain secara timbal balik.

Pada mulanya motif anak mempelajari bahasa adalah agar dapat memenuhi:
1. keinginan untuk memperoleh informasi tentang lingkungannya, diri sendiri, dan kawan-kawannya ini terlihat pada anak usia 2 setengah – 3 tahun.
2. Memberi perintah dan menyatakan kemauannya.
3. Pergaulan social dengan orang lain.
4. Menyatakan pendapat dan ide-idenya.
Perkembangan bahasa seorang anak menurut Clara dan William Stern, ilmuan bangsa Jerman, dibagi dalam empat masa, yaitu: masa kalimat satu kata, masa memberi nama, masa kalimat tunggal dan masa kalimat majemuk.
C. Perkembangan Aspek Moral
Untuk mempermudah dalam membahas perkembangan moral, perlu untuk dimengerti arti istilah tersebut. Perilaku moral berarti perilaku yang sesuai dengan kode moral kelompok sosial. “Moral”berasal dari kata latinyang berarti tatacara, kebiasaan dan adat. Perilaku moral dikendalikan oleh konsep-konsep moral- peraturan perilakuyang telah menjadi kebiasaan bagi anggota suatu budaya dan yang menentukan popla perilaku yang diharapkan dari seluruh anggota kelompok.
Perilaku tak bermoral berarti perilaku yang tidak sesuai dengan harapan sosial. perilaku demikian tidak disebabkan oleh ketidak acuhan akan harapan sosial, melainkan ketidak setujuan dengan standart sosial atau kurang adanya perasaan wajib menyesuaikan diri.
Perilaku amoral berarti perilaku yang lebih disebabkan ketidak acuhan terhadap harapan kelompok sosial dari pada pelanggaran sengaja terhadap standart kelompok. Beberapa diantara perilaku anak kecil lebih bersifat amoral dari pad takbermoral.
Pola Perkembangan Moral
Menurut Peaget perkembangan moral terjadi dalam dua tahap. Tahap pertama disebut tahap realisme moral ( moralitas oleh pembatasan”. Tahap kedua disebut moralitas otonomi ( moralitas oleh kerja sama atau hubungan timbal balik)
Dalam tahap yang pertama ini seorang anak menilai tindakan sebagai benar atau salah atas dasar konsekuensinya dan bukan berdasarkan motifasi dibelakangnya. Moral anak otomatis mengikuti peraturan tanpa berfikir atau menilai, dan cendrung menganggap orang dewasa yang berkuasa sebagai maha kuasa. Yang paling penting menurut Piaget bahwa anak menilai suatu perbuatan benar atu salah berdasarkan hukuman bukan pada nilai moralnya.
Di tahap kedua perkembangan kognitif anak telah terbentuk sehingga dia dapat mempertimbangkan semua cara yang mungkin untuk memecahkan masalah tertentu. Anak mulai dapat melihat masalah dari berbagai sudut pandang dan dapat mempertimbangkan berbagai faktor untuk memecahkan masalah.
D. PERKEMBANGAN AGAMA
1). Perkembangan Jiwa Beragama
Dalam rentang kehidupan terdapat beberapa tahap perkembangan. Menurut Kohnstamm, tahap perkembangan kehidupan manusia dibagi menjadi lima periode, yaitu:
1. Umur 0 – 3 tahun, periode vital atau menyusuli.
2. Umur 3 – 6 tahun, periode estetis atau masa mencoba dan masa bermain.
3. Umur 6 – 12 tahun, periode intelektual (masa sekolah)
4. Umur 12 – 21 tahun, periode social atau masa pemuda.
5. Umur 21 tahun keatas, periode dewasa atau masa kematangan fisik dan psikis seseorang.
Elizabeth B. Hurlock merumuskan tahap perkembangan manusia secara lebih lengkap sebagai berikut:
1. Masa Pranatal, saat terjadinya konsepsi sampai lahir.
2. Masa Neonatus, saat kelahiran sampai akhir minggu kedua.
3. Masa Bayi, akhir minggu kedua sampai akhir tahun kedua.
4. Masa Kanak- Kanak awal, umur 2 – 6 tahun.
5. Masa Kanak- Kanak akhir, umur 6 – 10 atau 11 tahun.
6. Masa Pubertas (pra adolesence), umur 11 – 13 tahun
7. Masa Remaja Awal, umur 13 – 17 tahun. Masa remaja akhir 17 – 21 tahun.
8. Masa Dewasa Awal, umur 21 – 40 tahun.
9. Masa Setengah Baya, umur 40 – 60 tahun.
10. Masa Tua, umur 60 tahun keatas.

E. PERKEMBANGAN SOSIAL
Menurut keyakinan tradisional sebagian manusia dilahirkan dengan sifat social dan sebagian tidak. Orang yang lebih banyak merenungi diri sendiri daripada bersama-sama dengan orang lain, atau mereka yang bersifat social pikirannya lebih banyak tertuju pada hal-hal diluar dirinya, secara ‘alamiah’ memang sudah bersifat demikian, atau karena factor keturunan. Juga orang yang menentang masyarakat yaitu orang yang anti social.
1). Mulainya Perilaku Sosial
Pada waktu lahir, bayi tidak suka bergaul dengan orang lain. Selama kebutuhan fisik mereka terpenuhi, mereka tidak mempunyai minat terhadap orang lain. Pada vulan pertama atau kedua sejak bayai dilahirkan, mereka semata-mata bereaksi terhadap rangsangan dilingkungan mereka, terlepas dari apakah asal rangsangan itu manusia atau benda, sebagai contoh, mereka tidak dapat membedakan dengan jelas antara suara manusia dan suara lainnya.
Sosialisasi dalam bentuk perilaku yang suka bergaul dimulai pada bulan ketiga, tatkala bayidapat membedakan antaramanusia dan benda dilingkungan mereka dan mereka bereaksi secara berbeda terhadap keduanya. Pada saat itu otot mereka cukup kuat dan terkoordinasi sehingga memunginkan untuk menatap orang atau benda dan mengikuti gerak orang ataubenda tersebut, dan melihat sasaran itu dengan jelas. Pendengaran mereka juga cukup berkembang sehingga memungkinkan mereka mengenal suara. Akibat dari perkembangan ini, ditinjau dari sudut kematangan, mereka telah siap untuk belajar bermasyarakat.
2). Reaksi Terhadap Orang Deewasa
Reaksi social pertama bayi adalah terhadap orang dewasa karena, secara normal, orang dewasa merupakan hubungan social pertama bayi. Pada masa bayi menginjak usia tiga bulan, mereka memalingkan muka kearah suara maa dan tersenyum membalas senyuman atau berketuk. Bayi mengeksperesikan kegembiraan terhadap kehadiran orang lain dengan tersenyum, menyepakkan kaki, atau melambaikan tangan. Senyuman social, atau senyuman sebagai reaksi terhadap orang yang dibedakan dari senyuman reflek yang timbul olehrabaan pada pipi atau bibir bayi, dipandang sebagai awal perkembangan social.
F. PERKEMBANGAN EMOSI
Kemampuan untuk bereaksi secara emosional sudah ada pada bayi yang baru lahir. Gejala pertama perilaku emosional adalah keterangsangan umum terhadap stimulasi yang kuat. Keterangsangan yang berlebih-lebihan ini tercermin dalam aktivitas yang banyak pada bayi yang baru lahir. Meskipun demikian, pada saat bayi lahir, bayi tidak memperlihatkan reaksi yang secara jelas dapat dinyatakan sebagai keadaan emosional yang spesifik.
Seringkali sebelum lewatnya periode neonate, keterangsangan umum pada bayi yang baru lahir dapat dibedakan menjadi reaksi yang sederhana yang mengesankan tentang kesenangan dan ketidaksenangan. Reaksi yang tidak menyenangkan dapat diperoleh dengan cara mengubah posisi secara tiba-tiba, sekonyong-konyong membuat suara keras, merintangi gerakan bayi, membiarkan bayi mengenakan popok yang basah, dan menempelkan sesuatu yang dingin pada kulitnya. Rangsangan semacam itu menyebabkan timbulnya tangisan dan aktivitas besar. Sebaliknya, reaksi yang menyenangkan tampak jelas tatkala bayi menetek. Reaksi semacam itu juga dapat diperoleh dengan cara mengayun-ayunkannya, menepuk-nepuknya, memberikan kehangatan, dan membopongnya dengan mesra. Rasa senang pada bayi dapat terlihat dari relaksasi yang menyeluruh pada tubuhnya, dan dari suara yang menyenangkan berupa mendekut dan mendeguk.
Terdapat variasi dari segi frekuensi, intesitas serta jangka waktu dari berbagai macam emosi, dan juga usia pemunculannya. Variasi ini sudah mulai terlihat sebelum masa bayi berakhir dan semakin sering terjadi dan lebih menyolok dengan meningkatnya usia kanak-kanak.
Ciri Khas Penampilan Emosi Anak
• Emosi yang kuat
• Emosi sering kali tampak
• Emosi bersifat sementara
• Reaksi mencerminkan individualitas
• Emosi berubah kekuatannya
• Emosi dapat diketahui melalui gejala perilaku


G. PERKEMBANGAN KOGNITIF
Perbedaan-perbedaan individual dalam perkembangan kognitif bayi telah dipelajari melalui penggunaan skala perkembangan atau tes intelegensi bayi. Adalah penting untuk mengetahui apakah seorang bayi berkembang pada tingkat yang lambat , normal, atau cepat. Kalau seorang bayi berkembang pada tingkat yang lambat, beberapa bentuk pengayaan cukup penting. Akan tetapi bila seorang bayi berkembang pada suatu tahapan yang lebih maju, orang tua dapat dinasehati untuk memberi mainan yang lebih “sulit” guna merangsang pertumbuhan kognitif mereka. Dan skala mental pda perkembangan kognitif bayi meliputi pengukuran sebagai berikut : Perhatian pendengaran dan penglihatan terhadap rangsangan yang diberikan. Manipulasi, seperti mengkombinasikan benda-benda atau menggoyang-goyangkan Suatu mainan yang dapat menghasilkan bunyi.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS


Ciri-ciri & Gambar Peninggalan Kerajaan Hindu-Buddha
CANDI-CANDI PENINGGALAN AGAMA BUDHA
                                                                                       
Candi Mendut
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjJEDKFJxhGlbDCxRZxebZLdlu-GIXxOSQbbfyLM1ybMtvjDBeZMOuUvyuJTupo8khpTaYg-xdgbJDBoteu6Q-nllzhjmQSdcKUDxGWz9LswhHIIXI_1hrfhNxPf8Dkc0m4oLVqPYS8hh0Q/s200/mendut.jpg

Letak                                : Kab. Magelang, Jawa Tengah 
Dibangun Abad ke -         : Abad 9 M
Ciri-ciri Bangunan            : Ada patung Budha dari emas



Candi Ngawen

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhYBjQtasAjkvwnRKnrnkCCj6UqoIErPXmTCeEgTFfHDTm1Or5-i60q9rOFMUSDmcyxfVf4VidjgDNLJkDrg_SqXcY3PN51g7lBCa-aVS33oFR3YMpJ3t7W8VDdVpZ1ua4iItEnv-TyJx2b/s200/ngawen.jpg

Letak                                : Kab. Magelang, Jawa Tengah 
Dibangun Abad ke -         : Abad 8 M
Kerajaan/Raja                  : Mataram Kuno,Dinasti Syailendra
Ciri-ciri Bangunan            :
-Memiliki 5 buah candi  
- Candi ke 2 dan 4 terdapat patung singa di sudut


Candi Borobudur
Letak                                : Kab. Magelang, Jawa Tengah 
Dibangun Abad ke -         : Thn 760 SM
Kerajaan/Raja                  : Mataram Kuno,Dinasti Syailendra
Ciri-ciri Bangunan            :  
- Candi Budha terbesar di Indonesia 
- Banyak terdapat relief
  -Terdiri dari 3 bagian dasar (arupadatu, rupadatu & bagian puncak)


 Candi Kalasan 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg42QVoILOCVnNYWPnGdtsCG0sWJBAj58TNtHK8QJu1ry1mWKbCeK5USm1zl3BLofkkddJWyzvJnZeyW35wNN0CayVGox9RNxFCAq35oF-9O9__cdGUFzOV893yqF17rAZxnI4rAtMBfW0F/s200/Kalsan.jpg
              
             Letak                                : Desa Kalasan,Yogyakarta

             Dibangun Abad ke -         : Akhir Abad 8 M (th. 778 M)
             Kerajaan/Raja                  : Raja dari zaman Dinasti Syailendra
             Ciri-ciri Bangunan            :  
                 -     Tinggi candi 24 m
                    -     Ada ukiran yang dipahat dan dilapisi getah yang berfungsi sebagai pelindung lumut
                    -     Pondasinya dibangun dengan bentuk Greek Cross  


Candi Plaosan 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg8fwTA_d12yKJRctqBXGWzBBkYpqgnISwx1OoIOyZn-NySnwvNbovIrGNKm-cEk7oRsAAB9I3C-MkGbpFM058sdQSO5i8PEc9TJjqG_reiacsAJKIv9tDM0BIeqt-T62tzb5eoCvCmwqnZ/s200/Plaosan.jpg
Letak                                : Kab. Klaten, Surakarta – Solo
Dibangun Abad ke -         : Abad 9 M (Th. 824 M)
Kerajaan/Raja                  : Raja Rakai Pikatan, Mataram Kuno
Ciri-ciri Bangunan           :
-    Terdiri dari 2 kelompok candi ( lor dan kidul )   
-    Dikelilingi 116 buah stupa pewara dan 50 candi pewara
   -    Terdapat 6 buah arca di dalam kamar candi induk




Candi Pawon 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjJXJhKvetMtw6tfJMlt3O6SVNJqFQJzRBnC1RYhp0bEsK_W7WRb1NZFeqiSR-DnQwXH71gYn6lAwz8pC7gFsQzu1AP5h2DWgzr9LUKoF6k3wDMw_wASXvko2rgDUa1tLOBMjMsuFINC5AZ/s1600/Pawon.jpg
Letak                                : Kab. Magelang, Jawa Tengah
Dibangun Abad ke -         : Thn. 826 M
Kerajaan/Raja                  : Mataram Kuno
Ciri-ciri Bangunan            :
-    Terdapat 3 buah gambar di bagian depannya
-    Banyak dihiasi stupa
-    Memiliki 2 buah jendela kecil di belakang temboknya


Candi Jabung 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEht_s_y-cIkRwvJnA9A166xeoU_UsfRXHDD3SS8wsnt9x71q6SeKnN4podMhGEpryH0qpktPyLZ8pdJ7WjvaiZu7CH8Tx7BX93gTxqIGTA-XhItpWPqAONt1VrZKLroDXmFEgTUirJKUKEW/s320/Jabung.jpg


Letak                                : Kab. Probolinggo, Jawa Timur
Dibangun Abad ke -         : Thn. 1354 M
Kerajaan/Raja                  : Mataram Kuno
Ciri-ciri Bangunan            : -Bangunannya tidak terlalu besar

Candi Jago 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhyAjHy1ZUI7k2tYJkFqIgmsLZQNoGqb7_bakAaxX3nwfy80JdB355UvXZabQRU2YYeTZhImgFlffrJtYM7OdQ2UkOH-Za9thJ3jANNpXSMDjF00I0X4P33JOUqqNTPW8NKpEW53pXeFpCQ/s200/Jago.jpg

Letak                                : Kab. Malang, Jawa Timur

Dibangun Abad ke -         : Thn. 12 M
Kerajaan/Raja                  : Mataram Kuno
Ciri-ciri Bangunan            :
-    Terdapat beberapa relief
-    Bangunan bagian atas hanya tersisa sebagian karena tersambar petir




CANDI-CANDI PENINGGALAN AGAMA HINDU




Candi Kawi
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhk4QWyeKsFtANeGcShgQrcoFnk5jTs_x9idaf4yR2uEuCpBrJ-B7jSZ0KhQ1_IC-nnlvRqBdgV170AMwoJjIPikZltwTCj_xWna_yazF3c_FWPQZxNGiI9WpRN2SvrxNbTFwNiRKCxdBC3/s200/Kawi.jpg
Letak                                : Tampak Siring, Bali
Dibangun Abad ke -         : Thn. 11 M

Kerajaan/Raja                  : Kerajaan Tampak Siring

Ciri-ciri Bangunan            : 
-    Bangunannya di pahat dari tebing batu








Candi Dieng  
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhVw1GzrMniHs2UzZ3SNU6vz1YHFK9pZFNSrF46kOO_D-GklJ5VhJJkENU8CF6l5bhUE88GMrxDIZLhc6pHw1z90RiO2ROJS4aMcA_PBslKc2GsfyybYjDMnhqaswIEGEt2bFZg7uMf6qMX/s200/Dieng2.jpg
Letak                                : Kab. Banjarnegara, Jawa Tengah
Dibangun Abad ke -         : Antara abad 8-11 M
Kerajaan/Raja                  : Kerajaan Kalingga

Ciri-ciri Bangunan            :  
-    Atap tidak kerucut
-    Ruangan candinya kecil dan sempit
-    Terdiri dari beberapa kelompok candi yang tersebar di atas pegunungan Dieng




Candi Sambisari
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj_-MY3393CKs-ApBiZZwBL3r1OCqXMz_rgwHtDysTTaL7-5FsjSJlEW4j9KHy-llxQjem7yvqYOzMzC42P0QsNI9SI5A96Z_f1UIQdnAHYdF5yS5k6-dUh5ZCLENQwQn7KMRnecMAtNbI9/s200/Sambisari.jpg
Letak                                : Desa Sambisari, Sleman – Yogyakarta

Dibangun Abad ke -         : Sekitar abad 10 M

Kerajaan/Raja                  : Raja dari Wangsa  Sanjaya

Ciri-ciri Bangunan            :
-    Terdapat patung siwa pada bilik utamanya











Candi Songo
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgTRpcfDklAQhnm6EOQpPDFuP5Hkf8EBb7py9eYLLEDu4Om8sxm3GgKEmU4yJwHjDRJnutQQgAweqwqTAu9_Uk42NlvWdg08oVtRr8ApFOTA5Ol-Tsqlj6Vk0Bq4o_Tc9Zwmf6DnlbvDN-C/s200/Songo.jpg

Letak                                : Kab. Semarang, Jawa Tengah
Dibangun Abad ke -         : Abad 9 M (Th. 927 M)
Kerajaan/Raja                  : Raja dari zaman Dinasti Syailendra
Ciri-ciri Bangunan            :
-    Memiliki 9 buah candi yang tersebar di lereng Gunung Ungaran


Candi Prambanan 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg2FZll0q8LTOA6IIGBmBTxvC6x_RhvutLZTNq9gkW_y59P4m_XImTZZ5d9iNl5XHk1FEAVlB7IG1aE2d856B4cmCtPqIPJ6MJqj2hs9S0bsPBli9orOvV47zQAYdYGv9P8LARMnXIC6VUs/s200/Prambanan.jpg
Letak                                : Klaten - Yogyakarta
Dibangun Abad ke -         : Antara abad 9-10 M
Kerajaan/Raja                  : Raja Rakai Pikatan, Mataram Kuno
Ciri-ciri Bangunan            :
-    Candi Hindu terbesar di Indonesia
-    Terbagi menjadi 3 bagian : halaman pertama (terdapat 3 candi utama, yaitu : candi Wisnu, Brahma dan Siwa), halaman kedua (terdapat 224 buah candi ) dan halaman ketiga
-    Memiliki relief yang memuat kisah Ramayana
Terdapat relief pohon kalpataru

















Candi Sawentar
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj1XNlvBiB54yycb8wPUx19WiQAr1SJXWpHWWuCWmiIoRnqqcNRwCO7oSqNWUcW2FvEbqWx0dSCqftkHZqKYIdtXQnsZ3NMLJcvOyNnTS1UggOb4t_ujMy98Rjd_tbVDHm2LFi4PUrzt20Z/s200/Sawentar.jpg

Letak                                : Kab. Blitar, Jawa Timur
Dibangun Abad ke -         : Sekitar abad 13 M
Kerajaan/Raja                  : Majapahit

Ciri-ciri Bangunan            :
-    Menghadap ke arah barat
-    Reliefnya berbentuk simbolis


Candi Kidal
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhE_c0aWVI8Td16zmsf6K9eDrwf5mNMHOIrZ6OVyGHvdZsPm7fGGKH2C2EEWAYOZeZLadDLLwONkEasCuwNeL-VnpbCBnCc7iclK9UfzW_L9CtEohce3d-9dShdosEx0qGBONjrPDK-q-bQ/s1600/Kidal.jpg
Letak                                 : Kab. Malang, Jawa Timur
Dibangun Abad ke -         : Thn. 1248 M
Kerajaan/Raja                  : Kerajaan Singosari
Ciri-ciri Bangunan           :
-    Terbuat dari batu andesit
-    Terdapat banyak hiasan (hiasan medallion yang melingkar menghiasi badan candi & hiasan kepala kala diatas pintu masuk )








Candi Gedong Songo
Candi Gedong Songo
Letak                          : Kec. Ambarawa, Kab.Semarang Jawa Tengah
Dibangun abad ke-   : ke-9. (Tahun 927 M)
Kerajaan/Raja           : Wangsa Syailendra
Ciri-ciri bangunan    :
-candi ini terdiri atas sembilan candi, berderet dari bawah ke atas yang dihubungkan dengan      jalan setapak bersemen
-Mirip lereng-lereng bukit yang letaknya terpisah satu sama lain



Candi Arjuna
Letak                          : Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, Indonesia
 Dibangun abab ke    : abad ke-7
Ciri-ciri bangunan    :
-Tubuh candi berdiri diatas batur setinggi sekitar 1 m.
-Di sisi barat terdapat tangga menuju pintu masuk ke ruangan kecil dalam tubuh candi.
-Pintu candi dilengkapi dengan semacam bilik penampil yang menjorok keluar sekitar 1 m dari tubuh candi.
-Di atas ambang pintu dihiasi dengan pahatan Kalamakara.
Candi Gatotkaca
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgQYKsgjknXat5mwKdcoQLrMuxYKNECGvwCj2Gb9wt9I8yOatV9m1wlx64YWicKaX_XSgpnHog9PCau-WL-fP8nXbKbcZWxwzAwHtikV4kKvtk4lbBnHejoWrtGvyGbBflPus1U8NPV7wan/s400/IMG_5778.jpg
Letak                                     : di sebelah barat Telaga Balekambang dan berada di dekat Bukit Pangonan
Dibangun abad ke           : abad ke-7
Ciri-ciri bangunan            :
-bantuknya besar dan kotak seperti situs Bima namun lebih kecil dan ramping
-Letaknya berada di pintu masuk candi komplek candi Arjuna


Candi Bima
http://coretanpetualang.files.wordpress.com/2011/04/dieng-candi-bima-komplek.jpg?w=300&h=200
Letak                          : di Jawa Tengah
Di bangun abad         : abad ke 7 sampai 8
Ciri-ciri bangunan    :
-Bentuknya yang lebih cenderung kotak diyakini merupakan hasil perkembangan dari kuil dengan bentuk shikara (menara bertingkat)
-Pintu candi bima yang berbeda dengan candi yang lain juga menjadi keunikan tersendiri
-hanya berdiri sendiri berjauhan dengan candi-candi yang lain yang berada di Dataran Tinggi Dieng

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS